Jakarta, SeputarSumut – Tidur merupakan salah satu metode untuk memberikan istirahat bagi tubuh setelah seharian melakukan berbagai aktivitas. Kurangnya waktu tidur dapat berpengaruh negatif terhadap otak, jantung, dan kesehatan organ tubuh lainnya.
Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidur berlebihan juga dapat memberikan dampak buruk, bahkan meningkatkan kemungkinan kematian. Tidur lebih dari sembilan jam dapat lebih merugikan kesehatan.
Saat tidur berlangsung, terdapat proses fisiologis yang mendukung tubuh untuk berfungsi dengan baik saat terjaga. Proses ini meliputi perbaikan otot, penguatan ingatan, dan pengaturan emosi.
Sleep Health Foundation di Australia merekomendasikan agar orang dewasa tidur antara 7 hingga 9 jam setiap malam. Beberapa individu memiliki waktu tidur yang lebih sedikit secara alami dan tetap bisa menjalani aktivitas dengan baik, meskipun tidur mereka kurang dari tujuh jam.
Namun, bagi banyak orang, tidur kurang dari tujuh jam per malam dapat berdampak buruk. Dampaknya bisa bersifat jangka pendek, seperti kurangnya energi, suasana hati yang memburuk, peningkatan stres, dan kesulitan fokus di tempat kerja.
Dalam jangka panjang, kurangnya kualitas tidur yang memadai menjadi faktor risiko utama untuk berbagai masalah kesehatan. Ini berhubungan dengan meningkatnya risiko terkena penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke, serta gangguan metabolisme seperti diabetes tipe 2.
Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, hingga risiko kematian.
Dalam suatu penelitian terbaru, para ilmuwan mengkaji hasil dari 79 studi lainnya yang mengikuti perkembangan individu selama minimal satu tahun. Mereka mengamati bagaimana durasi tidur memengaruhi risiko terhadap kesehatan yang buruk atau kematian untuk memahami apakah pola tersebut berlaku bagi banyak orang.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari tujuh jam semalam memiliki risiko kematian yang 14 persen lebih tinggi dalam kurun waktu tersebut, dibandingkan mereka yang tidur antara tujuh hingga delapan jam.
Temuan ini tidak mengejutkan, mengingat risiko kesehatan yang sudah dikenal dari kurang tidur.
Namun, para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang tidur lebih dari sembilan jam per malam mengalami peningkatan risiko kematian yang lebih tinggi, sekitar 34 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidur tujuh hingga delapan jam.
Hal ini mendukung penelitian yang serupa dari tahun 2018 yang telah menggabungkan hasil dari 74 studi sebelumnya mengenai tidur dan kesehatan para partisipan dalam jangka waktu, mulai dari satu hingga 30 tahun. Studi tersebut menemukan bahwa tidur lebih dari sembilan jam berhubungan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 14 persen selama periode penelitian.
Penelitian juga menyatakan bahwa tidur berlebihan dapat terkait dengan masalah kesehatan seperti depresi, nyeri kronis, peningkatan berat badan, dan gangguan metabolisme. Ini mungkin terdengar meresahkan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini hanya menemukan adanya hubungan antara tidur berlebihan dan kondisi kesehatan yang buruk, yang tidak berarti tidur berlebihan adalah penyebab dari masalah kesehatan atau kematian.
Jadi, Apa Keterkaitannya?
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara tidur berlebihan dan kondisi kesehatan yang buruk. Individu dengan masalah kesehatan kronis biasanya tidur dalam waktu yang lama.
Tubuh mereka kemungkinan membutuhkan lebih banyak waktu istirahat untuk pemulihan, atau mereka mungkin menghabiskan waktu lebih banyak di tempat tidur akibat gejala atau efek samping dari obat-obatan.
Orang dengan masalah kesehatan kronis mungkin juga tidak mendapatkan tidur yang berkualitas, sehingga mereka terpaksa berbaring lebih lama untuk berusaha mendapatkan tidur tambahan.
Selain itu, kita mengetahui bahwa faktor risiko kesehatan yang buruk, seperti merokok dan obesitas, juga berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk. Ini menunjukkan bahwa seseorang mungkin tidur lebih lama karena kondisi kesehatan atau perilaku tertentu, bukan berarti tidur lebih banyak itu penyebab kesehatan yang buruk.
Dengan kata lain, tidur mungkin merupakan tanda dari masalah kesehatan, bukan penyebabnya.
Berapa Banyak Waktu Tidur yang Ideal?
“Alasan mengapa sebagian orang tidur sedikit dan yang lain tidur lebih banyak berkaitan dengan perbedaan individu, dan kami belum sepenuhnya memahaminya,” tulis penelitian tersebut, dikutip dari Science Alert, Sabtu (26/7/2025).
Kebutuhan tidur dapat berbeda berdasarkan usia. Remaja sering kali merasa perlu tidur lebih banyak dan secara fisik mungkin membutuhkannya, dengan anjuran tidur untuk mereka sedikit lebih tinggi daripada orang dewasa, yaitu 8-10 jam.
Remaja juga mungkin tidur dan bangun lebih siang. Sementara itu, orang dewasa yang lebih tua mungkin ingin menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur. Namun, bagi mereka yang tidak memiliki masalah tidur, jumlah tidur yang dibutuhkan tetap sama seperti saat mereka muda.
Meskipun demikian, kebanyakan orang dewasa membutuhkan antara 7 hingga 9 jam tidur, sehingga ini menjadi rentang waktu yang sehat untuk dicapai.
Tidur bukan hanya tentang berapa banyak yang didapatkan. Tidur yang berkualitas dan pola tidur serta bangun yang konsisten juga sangat penting, bahkan mungkin lebih berpengaruh bagi kesehatan secara keseluruhan.(detik)