Jakarta, SeputarSumut – Korban meninggal dunia akibat musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menjadi tiga orang.
Korban pertama adalah Mualana Sefian Ibrahim, warga Kalinayar, Pabean Cantian, Kota Surabaya. Ia ditemukan meninggal dunia pada Senin (29/9) dan dievakuasi ke RSI Siti Hajar Sidoarjo.
Dua korban meninggal lainnya, yang sebelumnya dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo, atas nama Mochammad Mashudulhaq (14) warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung.
Di RSUD Notopuro Sidoarjo, total ada 40 orang dirawat. Rinciannya, 38 mengalami luka dan 2 meninggal dunia. Dari total korban luka, 8 di antaranya masih dirawat, sisanya sudah dipulangkan.
Direktur Utama RSUD Notopuro Sidoarjo, Atok Irawan, menyebut masih ada satu pasien dengan status di zona merah yang masih dirawat di IGD.
“Tinggal satu ini yang di zona merah IGD. Yang tadi dua orang meninggal barusan,” kata Atok.
Ia memastikan rumah sakit siap menampung pasien dengan adanya penambahan perawat untuk siaga. Bahkan, dokter bedah telah dikirim ke tempat evakuasi.
“Dokter bedah yang kami kirim ke tempat TKP untuk bedah ada dua orang, anestesi satu orang. Selain itu, ada dokter bedah dua orang yang standby di sini sejak tadi malam untuk perawatan,” ucapnya (*/cnni)