Medan, SeputarSumut – Deretan sepeda motor baru berkilauan di lantai showroom PT Indako Trading Coy di Jalan Makmur, Medan. Masing-masing adalah janji akan mobilitas, kebebasan, dan petualangan. Di bawah lampu sorot, catnya memantulkan cahaya, dan mesinnya terdiam, penuh potensi. Namun, di balik keindahan visual itu, ada sebuah proses yang jauh lebih mendalam sebuah ritual wajib yang dijalankan oleh para profesional berdedikasi. Ritual ini memastikan bahwa motor yang akan Anda bawa pulang bukan sekadar kendaraan, melainkan sebuah jaminan akan kualitas dan keselamatan.
Proses ini, yang disaksikan secara langsung oleh para jurnalis dalam program Honda Experience, membuka tirai di balik layar bisnis otomotif. Ini adalah narasi tentang tanggung jawab yang dimulai jauh sebelum sebuah motor berada di tangan konsumen, sebuah kisah yang berpusat pada dua pilar utama: Pre-Delivery Inspection (PDI) yang ketat dan edukasi keselamatan berkendara yang menyeluruh, atau yang dikenal dengan budaya #Cari_Aman.
PDI: Sebuah Ritual Validasi Kesempurnaan
“Setiap motor yang keluar dari sini harus sempurna,” ujar Feri Panji, Instruktur Technical Service PT Indako Trading Coy, dengan sorot mata penuh komitmen, Selasa (09/09/2025). Nadanya menunjukkan bahwa bagi mereka, PDI bukanlah sekadar daftar periksa, melainkan sebuah ritual suci untuk memvalidasi kesempurnaan. Tugas ini diemban oleh teknisi khusus, yang dikenal sebagai “PDI Man.” Merekalah para penjaga gerbang kualitas, yang memastikan tidak ada satu pun cacat yang luput dari pandangan.

Di tangan seorang PDI Man, motor baru menjadi subjek pemeriksaan yang teliti dan sistematis. Mereka memegang sebuah PDI tag, semacam peta harta karun yang memandu setiap langkah inspeksi. Setiap item pada daftar itu, dari yang paling dasar hingga yang paling canggih, harus dicentang. Pemeriksaan dimulai dari jantung motor: level oli, sistem penggerak, dan keseluruhan mekanis. Setelah itu, fokus beralih ke urat nadi motor: sistem kelistrikan. Setiap lampu mulai dari lampu utama yang akan menerangi jalan, lampu sein yang akan memberi sinyal, hingga lampu rem yang akan mencegah tabrakan harus berfungsi sempurna. Klakson harus lantang, dan baterai harus terpasang dengan baik.
Bagi Feri Panji, PDI bukan hanya tentang teknis, tetapi juga tentang keselamatan. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan fitur seperti side stand switch, sebuah fitur sederhana yang bisa mencegah kecelakaan fatal dengan memastikan motor tidak bisa dinyalakan saat standar samping masih diturunkan. Kemudian, PDI Man juga memeriksa kelengkapan motor, mulai dari helm dan jaket yang akan melindungi pengendara, hingga cairan anti-bocor untuk ban tubeless yang akan mencegah ban kempes di tengah jalan. Semuanya ini dipastikan ada dan dalam kondisi baik, menunggu untuk diserahkan kepada konsumen.
Seperti yang ditegaskan Gunarko Hartoyo, Corporate and Marketing Communication Manager PT Indako Trading Coy, ini adalah manifestasi dari komitmen Satu Hati. “Kami ingin menunjukkan bahwa setiap unit sepeda motor Honda yang diterima konsumen telah melewati serangkaian tahapan pemeriksaan ketat. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami agar pelanggan menerima kendaraan dalam kondisi prima, bukan sekadar formalitas,” ucapnya.
PDI adalah janji yang ditunaikan di ruang belakang dealer, jauh dari pandangan publik, namun hasilnya bisa dirasakan oleh setiap pengendara di jalan.
#Cari_Aman: Misi Mendidik Pengendara Bertanggung Jawab
Namun, sebuah kendaraan yang sempurna hanyalah setengah dari persamaan keselamatan. Setengah lainnya ada di tangan pengendara itu sendiri. Inilah mengapa setelah motor dipastikan aman, Honda melanjutkan komitmennya dengan mendidik pengendaranya.

Di sinilah peran Eka Yolahati, Instruktur Safety Riding PT Indako Trading Coy, menjadi sangat vital. Dengan semangat menggebu, ia memperkenalkan filosofi berkendara yang menjadi DNA setiap pengguna Honda: #Cari_Aman.
“Kami tidak hanya menjual sepeda motor, tapi juga peduli akan keselamatan konsumen. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial kami,” tutur Eka, suaranya dipenuhi keyakinan. Filosofi ini bukan sekadar slogan, melainkan panduan hidup yang merangkum aspek-aspek paling krusial dari berkendara yang aman.
Eka menjelaskan panduan “5P+ Cari Aman” yang berisi prinsip-prinsip dasar yang harus selalu dipegang teguh. Poin-poin ini mencakup penggunaan helm dan jaket yang standar, kebiasaan memperhatikan situasi di perempatan, hingga menjaga jarak aman. Untuk menjaga jarak, ia mengajarkan metode praktis “4 detik,” sebuah trik sederhana namun efektif untuk menciptakan ruang dan waktu yang sangat penting untuk bermanuver di jalan raya.
“Waktu dan ruang adalah dua hal paling berharga di jalan,” tegas Eka. “Waktu untuk bereaksi dan ruang untuk bermanuver jika ada bahaya tersembunyi,” ia menambahkan, sambil menyebut contoh-contoh yang sering terjadi, seperti anak kecil yang tiba-tiba menyeberang atau kucing yang melintas.
Edukasi ini juga mencakup panduan praktis untuk melakukan pengecekan motor sederhana sebelum bepergian, yang diakronimkan sebagai “Benol Rabah Korem Lababa“: Bensin dan Oli, Rantai dan Ban, Kopling dan Rem, serta Lampu, Baut, dan Baterai. Selain itu, ia menekankan pentingnya pengereman kombinasi yang aman, dengan porsi 70% rem depan dan 30% rem belakang.
Pada akhirnya, Honda Experience adalah sebuah perayaan terhadap nilai-nilai yang jauh melampaui produk. Ini adalah kisah tentang komitmen tulus dalam memastikan bahwa setiap motor yang diluncurkan ke jalan raya tidak hanya andal, tetapi juga membawa pengendaranya pulang dengan selamat. Ketika Anda memegang kunci motor Honda baru, Anda tidak hanya menggenggam sebuah alat transportasi, tetapi juga sebuah janji dan sebuah pesan: bahwa keselamatan adalah prioritas utama, dari dealer hingga setiap sudut kota yang Anda jelajahi.(Siong)

