Jakarta, SeputarSumut — Anggota Komisi VI DPR RI, Christiany Eugenia Paruntu, mengapresiasi kemenangan Indonesia dalam sengketa dagang melawan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Ia menyebut putusan itu sebagai bukti bahwa Indonesia mampu melawan perlakuan diskriminatif.
Dalam perkara DS618, Panel WTO menolak gugatan Uni Eropa yang menuduh Indonesia memberikan subsidi ilegal untuk produk biodiesel kelapa sawit. Hal ini memperkuat posisi Indonesia di mata global.
”Kemenangan ini bukan hanya soal melindungi industri biodiesel, tetapi juga membuktikan bahwa Indonesia mampu menegakkan perdagangan berbasis aturan,” kata Christiany dalam keterangannya, Rabu (27/8).
Menurut Christiany, putusan WTO ini menjadi tamparan balik bagi kampanye negatif yang selama ini menekan sawit Indonesia. Padahal, sawit adalah komoditas strategis yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional, menyerap jutaan tenaga kerja, dan menyumbang devisa besar.
Meskipun meraih kemenangan, Christiany mengingatkan pemerintah dan pelaku industri agar tidak terlena. Ia menilai Uni Eropa masih bisa mencari instrumen lain untuk membatasi sawit Indonesia, seperti kebijakan terkait deforestasi dan penyesuaian karbon.
”Pemerintah harus tetap waspada. Jangan sampai kemenangan ini hanya jadi euforia sesaat,” ujarnya. “Kita harus menyiapkan strategi lanjutan, memperkuat diplomasi perdagangan, sekaligus meningkatkan standar keberlanjutan,” imbuhnya.
Ke depan, ia mengimbau agar momentum ini dijadikan bahan bakar untuk diversifikasi pasar ekspor. “Ketergantungan pada pasar Eropa harus dikurangi dengan memperluas penetrasi ke Asia, Afrika, hingga Amerika Latin,” pungkasnya.(*/rri)

