Jakarta, SeputarSumut – Demonstrasi besar-besaran yang menolak imigran asing di London, Inggris, berujung ricuh pada Sabtu (13/9). Aksi yang diikuti sekitar 110 ribu orang dari kelompok sayap kanan ini menyerukan kepada pemerintah Inggris untuk memperketat aturan imigrasi.
Kericuhan terjadi setelah sebagian massa bentrok dengan aparat kepolisian London. Menurut keterangan dari pihak kepolisian, bentrokan pecah saat petugas mulai bergerak untuk membubarkan massa setelah beberapa pedemo menyerang mereka dengan proyektil.
Demonstrasi anti-imigran ini diinisiasi oleh politikus sekaligus aktivis sayap kanan, Tommy Robinson, yang dikenal sebagai salah satu penentang keras kebijakan imigrasi di Inggris. Di sisi lain, aksi unjuk rasa tandingan yang mendukung kebijakan imigrasi juga digelar di London.
Kepolisian Metro London melalui media sosial menyatakan bahwa serangan terhadap petugas mulai terjadi ketika para pedemo dari kelompok sayap kanan berusaha memasuki “zona steril”—area yang memisahkan mereka dari kelompok demonstran lain.
“Para petugas berusaha melakukan intervensi di sejumlah lokasi untuk menghentikan pedemo yang mencoba menerobos barikade polisi atau mendekati kelompok yang berseberangan. Sejumlah petugas diserang dalam proses ini,” demikian pernyataan Kepolisian Metro London.
Akibat bentrokan tersebut, pihak Kepolisian London melaporkan bahwa 26 petugas mengalami cedera dan 26 pedemo ditangkap karena menyerang aparat.
Asisten Komisaris Kepolisian Metro London, Matt Twist, mengecam insiden tersebut. “Kami telah memulai investigasi setelah peristiwa demo. Kami akan mengidentifikasi mereka yang terlibat dalam kerusuhan, dan mereka diperkirakan akan menghadapi tindakan tegas dari pihak kepolisian dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.(*/cnni)
