Jakarta, SeputarSumut – Demonstrasi besar-besaran di Jakarta pada Kamis (28/8/2025) menjadi sorotan utama sejumlah media asing. Laporan mereka kompak menyoroti aksi ini dipicu oleh kemarahan publik atas tingginya tunjangan anggota DPR di tengah kesulitan ekonomi.
Media Singapura, The Straits Times, dalam laporannya berjudul ‘Thousands clash with police in Jakarta as protests intensify’ menyebut ribuan demonstran bentrok dengan polisi. Media itu menyoroti protes ini dipicu oleh tunjangan rumah baru bagi anggota DPR yang jumlahnya mencapai 50 juta rupiah per bulan, atau hampir sepuluh kali lipat upah minimum Jakarta pada tahun 2025.
Selain itu, The Straits Times juga menggarisbawahi ketidakpuasan publik atas kenaikan harga beras dan pendidikan, serta maraknya PHK, terutama di industri tekstil. Kondisi ini membuat banyak warga merasa diabaikan oleh para pembuat kebijakan.
Senada, media Malaysia, New Straits Times, dan media Turki, Anadolu Agency, juga melaporkan bahwa aksi ini merupakan yang kedua dalam sepekan. Keduanya menekankan bahwa tuntutan utama para buruh adalah kenaikan upah, penghentian outsourcing, dan reformasi kebijakan ketenagakerjaan, di samping isu tunjangan DPR.
Media Jepang, NHK, dalam artikelnya ‘Economic hardship sparks protests in Indonesia’, menyebut aksi yang dilakukan oleh ribuan pengunjuk rasa, termasuk mahasiswa, ini terjadi di tengah ketidakpuasan publik terhadap kebijakan ekonomi pemerintah. NHK juga melaporkan bahwa polisi menembakkan gas air mata untuk mengendalikan massa.
Sementara itu, media Iran, Press TV, memberitakan bahwa ada dua unjuk rasa terpisah pada Kamis, yang dilakukan oleh buruh dan kelompok sipil. Salah satu unjuk rasa, yang melibatkan mahasiswa, dilaporkan berakhir ricuh, di mana polisi menembakkan gas air mata dan meriam air.
Sebagai respons, Anadolu Agency mengutip The Jakarta Post yang melaporkan bahwa DPR telah mengklarifikasi bahwa tunjangan untuk 580 anggota parlemen hanya akan diterima hingga bulan Oktober.(*/cnni)

