Senin, November 17, 2025
Portal Media Online Berita Hari Ini
Iklan PT Indako Trading Coy
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
Portal Media Online Berita Hari Ini

Berita Utama SeputarSumut

Beranda Internasional

Drama Politik Thailand: PM Sementara Bubarkan Parlemen, Oposisi Tuntut Pemilu Baru

Oleh Redaksi 15
Jumat, 5 September 2025
Foto: Reuters

Foto: Reuters

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Jakarta, SeputarSumut – ​Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, memicu gejolak politik baru setelah mengajukan dekrit pembubaran parlemen pada Rabu (3/9). Langkah ini diambil di tengah kekosongan kekuasaan yang melanda pemerintahan, berpotensi memicu pemilu baru dan memperpanjang ketidakstabilan di negara itu.

​Melalui pernyataan resminya, Partai Pheu Thai yang dipimpin Phumtham menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah partai oposisi terbesar, Partai Rakyat, menolak berkoalisi dan justru mendukung kandidat lain untuk memimpin pemerintahan. Partai Rakyat bahkan menyatakan siap memberikan 143 kursi parlemen kepada pengusaha konservatif Anutin Charnvirakul, dengan syarat parlemen dibubarkan dalam empat bulan.

Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy

​Keputusan Phumtham langsung dipersoalkan secara hukum. Seorang anggota kubu Anutin melaporkannya atas dugaan penyalahgunaan wewenang. Sementara itu, seorang anggota parlemen lain menuduhnya melakukan pelanggaran royal karena mengajukan pembubaran parlemen kepada raja tanpa kewenangan yang jelas.

​Menurut seorang ilmuwan politik dari Universitas Ubon Ratchathani, Titipol Phakdeewanich, pemilu baru mungkin menjadi jalan keluar terbaik. “Pemilu bisa menjadi solusi terbaik, karena sekarang hampir mustahil membentuk pemerintahan normal,” ujarnya kepada AFP.

​Secara historis, Partai Pheu Thai telah menjadi kendaraan politik keluarga Shinawatra selama dua dekade, bersaing dengan elite pro-monarki dan pro-militer. Namun, posisi mereka kini melemah setelah Anutin dan Partai Bhumjaithai meninggalkan koalisi, dipicu sengketa perbatasan dengan Kamboja yang berujung pada pencopotan Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri.

Berita Terkait

Ledakan di Kantor Polisi Kashmir Tewaskan 9 Orang, Bantahan Klaim Militan

Peringatan Perjalanan: Tiongkok Imbau Warga Hindari Jepang Gara-Gara Taiwan

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

​Partai Rakyat, yang merupakan penerus Partai Move Forward, diprediksi akan kembali mengusung agenda reformasi hukum lese-majeste dan pengurangan pengaruh militer jika pemilu baru digelar. Seorang warga Bangkok, Itthirat Sutannachana (34), mengaku siap mendukung mereka. “Saya akan beri kesempatan pada wajah baru untuk melihat apakah mereka bisa melakukan sesuatu yang berbeda,” ujarnya.(*/cnni)

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini
Portal Media Online Berita Hari Ini

SeputarSumut.com berita terkini Sumatra Utara info Medan, ekonomi, ragam, olahraga, politik, daerah, nasional, internasional, hiburan.

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Pernyataan Penyangkalan
  • Syarat dan Ketentuan Layanan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan

@ 2020 SeputarSumut.com

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.