Jakarta, SeputarSumut — Indonesia tengah gencar melakukan transformasi besar-besaran dalam pengelolaan sampah. Kementerian Lingkungan Hidup mengungkapkan, saat ini telah tersedia 250 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), 42.033 Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R), serta fasilitas modern lainnya seperti biodigester, Refuse-Derived Fuel (RDF), dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di 33 kota besar.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 343 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbuka akan dikonversi menjadi sanitary landfill. Inisiatif ambisius ini diperkirakan membutuhkan investasi senilai Rp300 triliun.
”Investasi ini diperkirakan terbuka bagi partisipasi swasta melalui pendekatan pentahelix,” ujar Hanif, Kamis (21/8/2025).
Hanif menambahkan, biaya besar tersebut diperlukan untuk mencapai target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu pengelolaan sampah 100% pada tahun 2029. Termasuk di dalamnya adalah transformasi TPA sistem open dumping yang selama ini banyak digunakan.
Ia berharap, National Plastic Action Partnership (NPAP) dapat menjadi platform strategis untuk memobilisasi pendanaan non-pemerintah, sehingga transformasi pengelolaan sampah ini dapat berjalan optimal dengan dukungan dari berbagai pihak.(*/rri)
