Jakarta, SeputarSumut — Nepal kini berada dalam kekacauan politik setelah Presiden Ram Chandra Poudel dan Perdana Menteri KP Sharma Oli secara mengejutkan mengundurkan diri pada Selasa (9/9). Keputusan ini diambil di tengah demonstrasi besar yang memicu kerusuhan dan pembakaran rumah-rumah pejabat, termasuk kediaman mereka.
Pengunduran diri Poudel, yang terjadi hanya beberapa jam setelah Oli mundur, meninggalkan Nepal tanpa pemimpin eksekutif. Kekosongan kekuasaan ini memicu spekulasi, dengan media News18 melaporkan adanya kemungkinan militer akan mengambil alih kekuasaan. Panglima Militer Nepal, Ashok Raj Sigdel, dikabarkan akan segera mengeluarkan pernyataan resmi.
Di tengah situasi yang memanas, militer Nepal bergerak cepat untuk mengevakuasi para menteri kabinet dari rumah dinas mereka di Kawasan Bhaisepati, menggunakan helikopter. Pejabat keamanan juga melaporkan pengamanan ketat di sekitar Gedung Parlemen dan area pemerintahan lainnya. Beberapa pejabat telah dievakuasi ke barak militer untuk perlindungan tambahan.
Krisis ini merupakan puncak dari ketegangan politik yang telah berlangsung lama. Ribuan demonstran, yang sebagian besar adalah pelajar dari Generasi Z, turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan yang dianggap korup. Puncaknya, pada Senin (8/9), bentrokan tak terhindarkan antara demonstran dan polisi menewaskan 19 orang dan melukai ratusan lainnya.
Kemarahan para demonstran memuncak setelah pemerintah memblokir puluhan aplikasi media sosial dan situs daring, sebuah langkah yang mereka anggap sebagai upaya untuk membungkam aspirasi publik.(*/cnni)

