Jakarta, SeputarSumut -Militer Nepal mengambil alih kendali atas Kathmandu setelah serangkaian demonstrasi besar yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli. Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan maut ini dilaporkan menewaskan sedikitnya 20 demonstran, sebagian besar kalangan muda, dan melukai hampir 350 orang lainnya.
Mengutip laporan AFP, tentara Nepal memberlakukan pembatasan aktivitas dan jam malam di ibu kota. Kendaraan lapis baja terlihat berpatroli melewati bangkai kendaraan dan bangunan yang terbakar di sejumlah kawasan. Sementara itu, aparat menggunakan pengeras suara untuk menyerukan ketenangan di tengah kekosongan politik.
Demonstrasi pecah di Nepal, terutama di Kathmandu, setelah pemerintah melarang penggunaan media sosial. Aksi yang dimotori oleh Generasi Z ini berujung ricuh dengan pembakaran gedung-gedung penting, termasuk gedung parlemen, kediaman pribadi Oli, dan kantor presiden. Kompleks pemerintahan Singha Durbar yang menjadi pusat kantor kementerian juga mengalami kerusakan parah.
Panglima militer Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, mengadakan konsultasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Gen Z yang menjadi motor demonstrasi. Dalam pidatonya, Jenderal Sigdel menyerukan masyarakat untuk tetap tenang dan membuka ruang dialog.
Sementara itu, eks Ketua Mahkamah Agung (MA) Nepal, Shushila Karki (73), disebut-sebut akan menjadi perdana menteri sementara. Perintah larangan beraktivitas di ruang publik akan berlaku hingga pukul 17.00 waktu setempat, diikuti dengan jam malam di seluruh negeri mulai pukul 06.00 pada Kamis.(*/cnni)
