Jakarta, SeputarSumut – Presiden Prabowo Subianto saat ini tengah meninjau nama-nama calon Pahlawan Nasional yang diusulkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Konfirmasi ini disampaikan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Istana, Prasetyo Hadi.
“Nama pahlawan kami sudah menerima secara resmi dari Kemensos hasil dari Dewan Gelar dan Tanda Jasa. Sedang dipelajari oleh Bapak Presiden karena memang cukup banyak nama-nama yang diajukan,” tutur Prasetyo kepada awak media, dikutip pada Jumat (31/10).
Secara total, Kemensos telah mengusulkan 40 nama tokoh untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah masuknya dua mantan presiden dalam daftar tersebut, yaitu Presiden kedua RI Soeharto dan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Prasetyo mengonfirmasi bahwa nama Soeharto termasuk dalam naskah usulan yang telah diserahkan dan dipelajari oleh Presiden Prabowo. Ia juga menegaskan bahwa dalam proses peninjauan, tidak ada perlakuan istimewa untuk masing-masing tokoh yang diajukan.
Masyarakat diminta untuk bersabar menanti keputusan akhir dari Presiden Prabowo terkait nama-nama yang akan diresmikan sebagai Pahlawan Nasional. “Jadi mohon waktu nanti kalau sudah waktunya dan Bapak Presiden sudah mengambil keputusan nanti akan kami umumkan,” jelasnya lebih lanjut.
Prasetyo menambahkan bahwa tidak ada batasan kuota jumlah tokoh yang dapat dipilih untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Pihak Istana berharap keputusan ini bisa diumumkan bertepatan dengan momen Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November. “Tidak ada, tidak ada angka, angka yang baku mengatur harus berapa (dipilih), enggak,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan bahwa 40 berkas usulan nama ini telah diserahkan kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK). Gus Ipul menyebut mayoritas nama yang diusulkan merupakan hasil pembahasan dari tahun-tahun sebelumnya.
Gus Ipul memastikan bahwa proses penetapan calon Pahlawan Nasional berlangsung melalui mekanisme seleksi yang ketat dan berlapis. Mekanisme ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari masyarakat hingga tim ahli di tingkat pusat.
Ia pun optimistis pengumuman Pahlawan Nasional yang baru dapat dilakukan sebelum perayaan Hari Pahlawan 10 November 2025. “Ya mudah-mudahan, insya Allah, sih. Insya Allah sebelum 10 November dan nanti dari nama-nama itu akan dipilih beberapa nama,” ujar Gus Ipul usai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (28/10), seperti dikutip dari Antara.
Selain Soeharto dan Gus Dur, 40 tokoh yang diusulkan Kemensos untuk mendapat gelar pahlawan nasional mencakup berbagai nama penting, di antaranya:
- Aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur, Marsinah.
- Ulama terkenal Syaikhona Muhammad Kholil.
- Eks Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri, serta KH Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang.
- Tokoh militer seperti Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf (Sulawesi Selatan) dan Jenderal TNI Purn. Ali Sadikin (Jakarta).
- Sejumlah tokoh penting lain, seperti HM Sanusi (Jawa Timur), H.B Jassin (Gorontalo), Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat), Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat), dan H Ali Sastroamidjojo (Jawa Timur).
- Serta nama-nama seperti dr Kariadi (Jawa Tengah), RM Bambang Soeprapto Dipokoesomo (Jawa Tengah), Basoeki Probowinoto (Jawa Tengah), Raden Soeprapto (Jawa Tengah), Mochamad Moeffreni Moe’min (Jakarta), KH Sholeh Iskandar (Jawa Barat), Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Sumatera Barat), Zainal Abidin Syah (Maluku Utara), Gerrit Agustinus Siwabessy (Maluku), Chatib Sulaiman (Sumatera Barat), dan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah).(*/cnni)
