Jakarta, SeputarSumut – Sebanyak 100 Sekolah Rakyat Permanen direncanakan akan dibangun oleh pemerintah setiap tahunnya. Dengan target ambisius ini, setiap sekolah nantinya diharapkan mampu menampung 1.000 siswa.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul, menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, ditargetkan akan berdiri 500 Sekolah Rakyat Permanen dengan total kapasitas mencapai 500 ribu siswa.
“Jika sudah mencapai kapasitas penuh, artinya setiap tahun akan ada 500 ribu siswa beserta keluarganya yang secara berkelanjutan ‘naik kelas’ dari kondisi kemiskinan,” ungkap Gus Ipul saat ditemui di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, pada hari Senin (15/10).
Lebih dari sekadar fokus pada edukasi bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, program Sekolah Rakyat juga memiliki peran krusial dalam memberdayakan orang tua siswa. Pemberdayaan ini dilakukan melalui program dukungan yang melibatkan kolaborasi lintas kementerian.
Inisiatif Sekolah Rakyat ini didesain sebagai sebuah program miniatur yang mengintegrasikan berbagai upaya pengentasan kemiskinan secara terpadu. Selain mendapatkan program pemberdayaan, keluarga siswa akan menerima paket dukungan lengkap. Dukungan tersebut mencakup perbaikan rumah melalui Program 3 Juta Rumah, bantuan kesehatan seperti PBI-JKN dan Cek Kesehatan Gratis, hingga berbagai bansos, serta didorong untuk aktif menjadi anggota Koperasi Desa Merah Putih.
“Dengan cara terstruktur seperti ini, diharapkan dalam kurun waktu paling lama 5 Tahun, keluarga siswa Sekolah Rakyat telah bertransformasi menjadi keluarga yang lebih mandiri,” tegas Gus Ipul.
Persiapan matang juga dilakukan Sekolah Rakyat untuk memikirkan hilirisasi para siswanya setelah menamatkan studi. Hal ini berlaku baik bagi mereka yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun yang memutuskan untuk langsung memasuki dunia kerja.
“Kami sudah memikirkan bagaimana hilirisasinya, yaitu seperti apa masa depan anak-anak setelah lulus. Oleh karena itu, sejak awal kami menggunakan Tes DNA Talent yang berbasis teknologi AI. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi minat, bakat, dan potensi jenius yang dimiliki anak-anak,” papar Mensos.
Hasil dari Tes DNA Talent ini berfungsi sebagai rekomendasi. Rekomendasi tersebut menjadi pedoman penting bagi guru dan kepala sekolah dalam membimbing siswa. Dengan panduan ini, siswa yang berniat bekerja atau melanjutkan studi dapat diarahkan sesuai dengan minat dan bakatnya.
Ribuan siswa kini telah merasakan manfaat langsung dari 165 Sekolah Rakyat Rintisan yang telah berjalan. Gus Ipul menyatakan optimisme bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi komponen tak terpisahkan dari strategi pengentasan kemiskinan yang terukur, terstruktur, dan sifatnya berkelanjutan.
Mensos juga membagikan kisah-kisah mengharukan dari siswa/i Sekolah Rakyat. Banyak di antara mereka yang tetap menunjukkan semangat tinggi dalam mengejar cita-cita, meski harus berjuang di tengah keterbatasan ekonomi keluarga.
“Di momen tersebut, orang tuanya menangis haru, anaknya pun demikian. Kami sendiri di Kemensos dapat turut merasakan apa yang menjadi perasaan tulus dari orang tua dan siswa-siswa Sekolah Rakyat ini,” tutup Gus Ipul.(*/cnni)
