Jakarta, SeputarSumut – Peningkatan akses, mutu, efisiensi, serta daya saing pendidikan di semua jenjang merupakan tujuan akhir dari kebijakan digitalisasi pendidikan. Upaya ini dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, telah memastikan bahwa program digitalisasi pendidikan akan terus berlanjut hingga tahun 2026 dan selama masa pemerintahannya. Mu’ti menyebut langkah strategis ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Tercatat, sebanyak 288.865 satuan pendidikan telah direncanakan untuk menerima perangkat digitalisasi pendidikan pada tahun 2025. Perangkat ini meliputi berbagai sarana, seperti laptop, smart board atau Interactive Flat Panel (IFP), external HDD untuk konten pembelajaran, internet satelit, dan solar panel sebagai cadangan listrik.
Mu’ti menjelaskan bahwa pada 2025, target yang ditetapkan adalah setiap satu sekolah menerima 1 IFP, sementara target untuk tahun 2026 adalah peningkatan menjadi tiga IFP per sekolah. “Tahun ini kan satu dulu, satu (untuk) satuan pendidikan, tahun depan (2026) tiga,” jelasnya usai acara Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu (22/10/2025), yang ditulis Kamis (23/10/2025).
Tidak berhenti di situ, Mu’ti juga telah mempersiapkan target untuk rentang tahun 2027-2029. Ia menargetkan agar dalam kurun waktu lima tahun masa pemerintahannya, total akan ada enam IFP di masing-masing sekolah. “Tahun berikutnya dua (2027-2029). Sehingga, diharapkan dalam rentang waktu lima tahun ada enam (IFP) di masing-masing sekolah,” tegasnya.
Capaian Program Digitalisasi Pembelajaran
Data Kemendikdasmen per 22 Oktober 2025 menunjukkan bahwa perangkat digitalisasi pembelajaran yang telah tiba di sekolah berjumlah 64.072 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 54.578 perangkat sudah diinstal dengan media pembelajaran dan siap untuk digunakan.
Kemendikdasmen menargetkan semua perangkat digitalisasi pembelajaran yang diberikan kepada sekolah sasaran sudah dapat digunakan pada Desember 2025. Sekolah sasaran penerima bantuan ini memiliki target sejumlah 288.865 sekolah, yang terdiri dari berbagai jenjang, yaitu:
- PAUD: 64.191 sekolah
- SD: 149.268 sekolah
- SMP: 43.520 sekolah
- SMA: 14.829 sekolah
- SMK: 11.697 sekolah
- SLB: 2.360 sekolah
- SKB dan PKBM: 3.000 sekolah
Bersamaan dengan kebijakan digitalisasi pembelajaran, telah hadir pula Rumah Pendidikan sebagai ekosistem pembelajaran yang menyediakan layanan pendidikan bagi murid, guru mitra, dan para pemangku kepentingan.
Rumah Pendidikan diklasifikasikan menjadi empat ruang utama, yaitu:
- Ruang Guru: Tempat implementasi program sertifikasi guru melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Ruang ini memiliki 1,3 juta pengguna aktif setiap bulannya.
- Ruang Murid: Diketahui sudah mencatatkan lebih dari 3 juta kunjungan murid sejak Mei 2025. Murid dapat mengakses beragam sumber belajar melalui layanan yang disediakan di sini.
- Ruang Pemerintah: Kemendikdasmen mencatat bahwa 97,5% dinas kabupaten/kota di seluruh Republik Indonesia telah mengunduh Rapor Pendidikan Daerah. Hal ini penting untuk melakukan perencanaan yang berbasis data.
- Ruang Sekolah: Layanan Rapor Pendidikan Satuan Pendidikan tersedia di sini, yang telah diakses oleh lebih dari 280 ribu NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) untuk melakukan perencanaan. Selain itu, di ruang sekolah ini juga terdapat rincian pencatatan penggunaan Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) yang dapat dilihat secara transparan.(*/dtk)
