Pematangsiantar, SeputarSumut– Upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di Pematangsiantar terus digencarkan. Inisiatif ini dipelopori oleh para Fasilitator Daerah (FASDA) yang didukung penuh oleh Tanoto Foundation melalui berbagai program pengembangan kompetensi guru.
Tim FASDA, yang telah bergabung sejak tahun 2018, kini mengemban proyek strategis dari Tanoto Foundation yang akan berlangsung hingga 2025. Salah satu inisiatif terbaru mereka adalah proyek “Peningkatan Pencapaian Literasi dan Numerasi Siswa melalui Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang menerapkan unsur MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) dan Pertanyaan PIT (Produktif, Imaginatif, dan Terbuka)” yang dijalankan oleh komunitas belajar Tim Bincang Santai.
ION Genesis Situmorang, S.Pd., Koordinator Bincang Santai (FASDA IPA SMP), menyoroti pengalaman berharga selama pandemi yang membentuk kesiapan tim.

“Pengalaman paling berkesan adalah pada masa COVID-19. Saat itu, Tanoto Foundation membekali tim FASDA dengan pelatihan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang kemudian berhasil kami implementasikan kepada guru-guru dan di sekolah kami sendiri. Kesiapan ini menjadi modal penting untuk proyek-proyek berikutnya,” sebutnya kepada awak media dalam kegiatan Media Tour Project Fasda Perubahan Kota Pematangsiantar bersama Jurnalis Media Massa Kamis, 30 Oktober 2025 di SMPN 9 Pematangsiantar.
Proyek terkini Tim Bincang Santai menyasar sekolah-sekolah yang tidak mendapat BOS Kinerja karena berbagai faktor, termasuk jumlah siswa yang kecil (kurang dari 400). Proyek yang berjalan sejak Agustus (2023) ini mencakup 10 sekolah SMP di empat kecamatan dan melibatkan 30 guru (negeri dan swasta).
Judo Hamdani, S.Pd., Wakil Koordinator Bincang Santai (FASDA IPS SMP), menjelaskan strategi pembelajaran yang digunakan.
“Kami fokus pada Pembelajaran Mendalam (PM) yang sedang digaungkan oleh pemerintah. Kami menggunakan unsur MIKIR dan Pertanyaan PIT, yang sudah dibekali sejak 2018 dan terbukti sangat aplikatif sebagai jembatan untuk mencapai PM. Kami berharap, proyek ini dapat menularkan hal baik ke sekolah lain dan menjadi indikator peningkatan literasi numerasi di Pematangsiantar,” tutur Judo Hamdani.
Pelaksanaan proyek ini dibagi dalam tiga tahap: Memahami (Workshop tentang PM, MIKIR, PIT, dan perancangan RPP), Mengimplementasikan (kunjungan ke sekolah untuk melihat satu guru model per sekolah pada September), dan Refleksi. Respons guru dilaporkan positif.
Dukungan Dinas Pendidikan dan Rencana Sinergi Kota Pendidikan
Program FASDA dan Tanoto Foundation ini mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Kota Pematangsiantar.
Hamdani Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, menegaskan dampak nyata kontribusi ini sejak 2017.

“Program Tanoto Foundation sangat membantu peningkatan kualitas Pendidikan di Pematangsiantar. Bentuk nyata kontribusi adalah meningkatnya kemampuan literasi dan numerasi. Capaian kita saat ini berada pada posisi 77,73% di jenjang SD dan SMP berdasarkan Rapor Pendidikan, ini adalah hasil yang positif,” ucap Kadis.
Beliau juga menyebutkan bahwa pendampingan sekolah intensif tahun ini diberikan kepada SDN 125554 dan SMP Negeri 9. Secara keseluruhan, sekitar 2.700 guru (2.207 ASN) dilibatkan, dengan 20 orang FASDA yang sangat proaktif melakukan pengimbasan.
“Dinas Pendidikan menyambut positif inisiatif ini dan berencana menindaklanjuti dengan melakukan pengimbasan ke seluruh 157 satuan pendidikan di Pematangsiantar (114 SD dan 43 SMP). Harapan kami adalah terwujudnya kolaborasi dan sinergitas yang selaras dengan misi Wali Kota untuk menjadikan kota ini sebagai kota pendidikan dengan infrastruktur unggul,” harapnya.
Proyek Strategis Tanoto Foundation 2025: Mencetak Guru Champion
Perspektif dari pihak sponsor, Tanoto Foundation, disampaikan oleh Mesri Yanti Gultom, Project Management Unit Tanoto Foundation. Beliau menjelaskan bahwa proyek yang sedang berjalan di tahun 2025 ini merupakan Proyek Pasca Perubahan tahun ketiga, dengan fokus utama pada perubahan pola mengajar guru dan peningkatan kompetensi.

“Proyek di tahun 2025 ini berfokus pada perubahan pola mengajar guru dan peningkatan kompetensi. Kami memiliki dua inisiatif utama: STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang melibatkan 4 FASDA menyasar 17 sekolah SD, dan Pembelajaran Mendalam yang melibatkan 3 FASDA menyasar 10 sekolah SMP,” jelasnya.
Pemilihan sekolah sasaran didasarkan pada Rapor Pendidikan kabupaten, mengutamakan sekolah yang memiliki nilai literasi dan numerasi masih di bawah sedang (di bawah 60).
“Tujuan jangka panjang proyek ini adalah mempersiapkan guru-guru champion yang siap diberdayakan oleh daerah. Para FASDA dilatih dalam project management skill, seni berkolaborasi, dan komunikasi stakeholders. Dengan demikian, Pematangsiantar akan memiliki resource lokal yang kompeten tanpa perlu mendatangkan narasumber dari luar,” imbuhnya
Total 20 orang FASDA di Pematangsiantar terus didorong untuk menjadi agen perubahan yang memastikan peningkatan kualitas pendidikan berkelanjutan.(Siong)

