Jakarta, SeputarSumut – Palestina resmi mendaftar sebagai anggota BRICS setelah mayoritas negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk negara-negara Barat, mengakui kemerdekaannya. Pendaftaran ini diajukan di tengah meningkatnya bencana kemanusiaan di Gaza akibat agresi Israel.
Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel-Hafiz Nofal mengatakan pendaftaran itu telah resmi diajukan Otoritas Palestina (PA) baru-baru ini, namun PA belum mendapatkan jawaban resmi.
Palestina Tunggu Status Anggota Penuh
Nofal menjelaskan bahwa Palestina akan memiliki peran spesifik sambil menunggu status keanggotaan penuh.
“Seperti yang Anda ketahui, Palestina memiliki beberapa kondisi tertentu. Palestina saat ini akan berpartisipasi sebagai negara undangan sampai kondisi-kondisi ini mengizinkan kami untuk menjadi anggota penuh,” ucapnya kepada kantor berita Rusia, RIA.
BRICS sendiri adalah forum ekonomi yang digawangi oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang dibentuk untuk menyeimbangkan pengaruh negara Barat.
Sejak 2024, sejumlah negara, yakni Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Ethiopia, dan Iran, telah bergabung dengan BRICS. Indonesia juga telah resmi bergabung dengan BRICS per Januari 2025.
Tiongkok Sambut Baik
Tiongkok menjadi salah satu negara yang menyambut baik pendaftaran Palestina ke BRICS. Pada Jumat (26/9), Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan kesediaan untuk bekerja sama dengan Palestina.
“BRICS adalah platform penting untuk kerja sama antara pasar berkembang dan negara-negara berkembang, serta menjadi sumber dorongan kuat bagi multipolaritas dan demokrasi yang lebih besar di hubungan internasional. Platform ini telah diakui secara luas oleh negara-negara Global South,” kata juru bicara Kemlu Tio ngkok Guo Jiakun, seperti dikutip Anadolu Agency.
Pengakuan Negara Barat
Pendaftaran Palestina ini terjadi di tengah gelombang pengakuan internasional. Sejumlah negara Barat baru-baru ini mengakui kemerdekaan Palestina, di antaranya Prancis, Inggris, Australia, Kanada, hingga Portugal.
Pengakuan atas negara Palestina itu dilakukan di saat bencana kemanusiaan kian mendera rakyat Gaza. Agresi Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 65 ribu warga Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan.(*/cnni)
