Jakarta – Gelombang panas yang mengakibatkan kebakaran hutan melanda berbagai lokasi di sejumlah negara Eropa.
Negara-negara seperti Spanyol, Portugal, Prancis, Italia, dan Yunani adalah yang paling parah terpengaruh oleh gelombang panas ini. Suhu di daerah tersebut mencapai 46 derajat Celsius.
Para ahli menyatakan bahwa gelombang panas ini disebabkan oleh perubahan iklim yang sudah terjadi akhir-akhir ini. Cuaca ekstrem seperti ini diperkirakan akan menjadi lebih umum di bagian selatan Eropa.
Berdasarkan informasi dari CNN, dua pertiga dari wilayah Portugal berstatus siaga tinggi pada hari Minggu (29/6). Kementerian Kesehatan Italia juga memberi peringatan tertinggi pada hari yang sama di 21 kota, termasuk Roma, Milan, dan Napoli.
Di Yunani, pemerintah sudah menetapkan status siaga terhadap kebakaran hutan yang tinggi akibat cuaca yang ekstrem. Gelombang panas pertama di musim panas ini diharapkan berlangsung hingga akhir pekan sebelumnya.
Badan Meteorologi Spanyol, AEMET, melaporkan bahwa Juni 2025 tercatat sebagai bulan terpanas sejak pencatatan suhu dimulai di negara tersebut.
Para pejabat juga mengingatkan warga Spanyol untuk tidak berolahraga selama waktu paling panas di siang hari dan untuk banyak minum agar terhindar dari dehidrasi.
Sebuah studi dari Lancet Public Health yang dirilis tahun lalu menilai bahwa kematian akibat panas mungkin meningkat lebih dari empat kali lipat pada pertengahan abad ini jika kebijakan iklim saat ini tidak berubah.
Menurut The Guardian, lebih dari 50 ribu warga di Turki telah dievakuasi akibat kebakaran hutan. Kebakaran hutan juga melanda bagian barat daya Prancis pada akhir pekan yang lalu, membakar sekitar 400 hektar tanah dan memaksa lebih dari 100 orang untuk dievakuasi.
Dr. Hans Kluge, kepala kantor Organisasi Kesehatan Dunia di Eropa, memberikan peringatan bahwa panas yang ekstrem dapat membahayakan kelompok rentan, termasuk anak-anak, orang tua, pekerja yang berada di luar ruangan, dan individu dengan kondisi kesehatan kronis.(cnni)

