Sumbar, SeputarSumut – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melaporkan adanya temuan seekor Harimau Sumatera yang masuk ke area perkantoran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Satwa dilindungi tersebut, yang diperkirakan berusia di bawah dua tahun, diduga mengejar seekor anjing saat memasuki area tersebut pada Rabu (15/10) dini hari. Keterangan ini didasarkan pada kesaksian mata, rekaman, dan identifikasi lapangan, seperti disampaikan Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra.
Harimau yang masih remaja ini saat ini tidak dapat keluar dari kawasan BRIN di Koto Tabang, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Agam, karena area tersebut dikelilingi pagar beton setinggi 1,5 meter. Kondisi ini menyebabkan hewan tersebut terpisah dari induk dan saudaranya. Hanya ada satu pintu utama yang dijaga oleh satpam, menjadikannya terjebak di dalam.
Saat ini, petugas sedang melakukan pemantauan intensif. Hasil pantauan menggunakan drone termal menunjukkan bahwa satu individu harimau masih berada di dalam kawasan BRIN. Menurut Ade Putra, ada total tiga individu harimau Sumatera di daerah itu, yang terdiri dari induk dan dua anaknya yang remaja. Untuk menghindari risiko, aktivitas di area tersebut telah dihentikan sementara, dan satu keluarga yang tinggal di sekitar lokasi telah dievakuasi.
Harimau yang terjebak ini diduga sama dengan individu yang sebelumnya muncul dan terekam kamera CCTV di jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Bukittinggi menuju Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (12/10) dini hari. Selain di jalan lintas, satwa ini juga sempat terekam di sejumlah titik kamera CCTV kantor BRIN Agam pada Rabu (15/10) dini hari.
Pemantauan detail dilakukan melalui patroli dan penggunaan drone termal untuk memastikan keberadaan harimau. BKSDA Sumbar bersama Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) dari beberapa daerah, Centre for Orangutan Protection (COP), serta mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI) akan berupaya menggiring harimau itu kembali agar dapat bertemu dengan induknya. Jika upaya penggiringan ini gagal, Ade Putra menyatakan kemungkinan evakuasi akan dilakukan dengan cara menggunakan kandang jebak atau melalui pembiusan.(*/dtk)
