Jakarta, SeputarSumut – Di era modern ini (zaman kiwari), banyak individu sering kali tidak memenuhi kebutuhan jam tidur mereka. Meskipun demikian, pedoman umum menyarankan bahwa orang dewasa seharusnya mendapatkan waktu istirahat setidaknya selama 8 jam setiap malam.
Ironisnya, banyak orang yang tetap tidur dengan durasi yang jauh lebih pendek dari anjuran. Padahal, mendapatkan kurang tidur dapat menimbulkan serangkaian dampak buruk terhadap kesehatan, salah satunya adalah peningkatan tekanan darah.
Jika Anda rutin tidak memenuhi rekomendasi jam tidur, waspadalah terhadap risiko hipertensi yang mengintai. Mengacu pada informasi dari Very Well Health, kurangnya waktu istirahat yang cukup bisa mengganggu jam internal tubuh. Gangguan ini memicu lonjakan hormon stres yang mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah, dan pada akhirnya, menyebabkan tekanan darah meningkat.
Mendapatkan tidur yang berkualitas sangat penting karena memberi tubuh waktu untuk beristirahat total, memperbaiki diri, dan mengisi ulang energi. Selama Anda tidur, tubuh menjalankan berbagai siklus vital, seperti membuang limbah, memperbaiki jaringan yang rusak, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengatur hormon-hormon krusial untuk proses pertumbuhan serta pemulihan.
Terganggunya fungsi-fungsi vital ini adalah akibat langsung dari kurang tidur. Salah satu fungsi penting yang terpengaruh adalah penurunan tekanan darah yang seharusnya terjadi secara teratur di malam hari, sebuah fenomena yang dikenal sebagai ‘nocturnal dipping’. Fungsi penurunan ini sangat penting karena membantu mengurangi beban atau tekanan pada sistem kardiovaskular sehingga perbaikan dapat berlangsung.
Dalam jangka waktu yang panjang, kebiasaan kurang tidur yang terus-menerus dapat menjadi pemicu utama hipertensi. Kondisi tekanan darah tinggi ini pada akhirnya dapat memicu komplikasi yang sangat serius, termasuk risiko serangan jantung dan stroke.
Terdapat dua pemicu utama yang berada di balik terganggunya fenomena nocturnal dipping tersebut. Kedua penyebab ini meliputi gangguan ritme sirkadian (jam biologis tubuh) dan adanya ketidakseimbangan hormon.
Fakta ini didukung oleh sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2023. Penelitian tersebut menemukan bahwa individu yang durasi tidurnya kurang dari enam jam per malam memiliki peluang 10 persen lebih tinggi untuk didiagnosis menderita hipertensi.
Selain insomnia, terdapat beberapa gangguan tidur lain yang secara langsung terhubung dan dikaitkan sebagai penyebab terjadinya hipertensi. Salah satunya adalah sleep apnea. Ketika sleep apnea terjadi, penurunan kadar oksigen dalam darah akan memicu respons alami tubuh (‘fight or run’), termasuk pelepasan hormon norepinefrin yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.(*/cnni)

