Rabu, Juli 9, 2025
Portal Media Online Berita Hari Ini
Iklan PT Indako Trading Coy
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
Portal Media Online Berita Hari Ini

Berita Utama SeputarSumut

Beranda Internasional

Israel Tunjukan Ketidaksetujuan Menunggu Dua Minggu Trump Mengambil Keputusan

oleh Redaksi 15
Minggu, 22 Juni 2025, 06:54 WIB
ilustrasi Jet tempur F-15 milik Israel.(Foto: Amir Cohen/Reuters)

ilustrasi Jet tempur F-15 milik Israel.(Foto: Amir Cohen/Reuters)

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Jakarta – Israel menunjukkan ketidaksetujuannya untuk menunggu dua minggu bagi Amerika Serikat (AS) dalam menentukan apakah akan terlibat langsung dalam serangan ke Iran.

Dua minggu adalah waktu yang diminta oleh Presiden AS Donald Trump untuk mencapai suatu kesepakatan terkait pembicaraan nuklir dengan Iran.

Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy

Dua sumber dari Reuters melaporkan bahwa saat ini ada perdebatan di dalam tim Trump tentang apakah AS sebaiknya terlibat dalam konflik antara Israel dan Iran.

Sumber tersebut menyatakan bahwa Israel telah menyampaikan kekhawatiran mereka kepada AS melalui sebuah panggilan telepon yang tegang pada hari Kamis yang lalu.

Israel menganggap bahwa waktu dua minggu yang diperuntukkan Trump untuk mengambil keputusan itu terlalu lama, dan mereka merasa perlu ada tindakan yang lebih cepat.

Berita Terkait

Dipecat Putin, Mantan Menteri Rusia Ditemukan Meninggal Dunia

Kritik Perang Tarif dan Kecam Israel, Trump Marah Kepada Negara BRICS

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

Di sisi Israel, turut serta dalam percakapan telepon tersebut adalah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, serta Kepala Militer Eyal Zamir.
Netanyahu percaya bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menghancurkan Fordow, proyek nuklir bawah tanah milik Iran.

Dalam panggilan telepon itu, Wakil Presiden AS JD Vance menolak tuntutan Israel. Ia berpendapat bahwa Washington seharusnya tidak terjun langsung dalam perang. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth juga dilaporkan ikut dalam panggilan tersebut.

Dalam pernyataan publiknya, Netanyahu membuka kemungkinan bagi Israel untuk menyerang fasilitas Fordow secara sendiri, meskipun tidak diungkapkan detail mengenai pelaksanaannya.

Empat sumber dari Reuters menyatakan bahwa kemungkinan Israel akan melaksanakan operasi militer secara independen untuk menghancurkan proyek nuklir Iran semakin meningkat.

Terlebih lagi, Israel merasa memiliki keunggulan dalam sistem militer dibanding Iran, meskipun ada risiko yang harus diperhatikan.

Tel Aviv percaya bahwa mereka memiliki waktu yang tepat dan terbatas untuk menghancurkan program nuklir Iran, dengan mempertimbangkan biaya dari perang.

“Saya tidak melihat mereka akan menunggu lebih lama lagi,” ujar sumber itu kepada Reuters pada hari Sabtu (21/6).

Masih belum jelas apakah operasi tersebut akan melibatkan serangan udara, pasukan di darat, atau mungkin keduanya.

Trump kadang-kadang tampak ragu untuk memutuskan apakah akan langsung membantu Israel atau tetap fokus pada upaya diplomatik untuk menghentikan program nuklir Teheran. Namun, beberapa hari terakhir, kata-katanya terlihat semakin agresif terhadap Iran.

Keraguan Trump mengenai intervensi AS dalam konflik Iran-Israel menunjukkan adanya perpecahan di dalam kelompok pendukungnya. Beberapa pendukung penting, termasuk dari Partai Republik, mendorong agar AS tidak terlibat dalam perang.

AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom penetrator bunker yang cukup kuat, yang diyakini mampu menghancurkan Fordow.

Kemarin, AS memindahkan pesawat pengebom B-2 ke Guam di Samudra Pasifik. Pengerahan jet pengebom ini meningkatkan kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik di Timur Tengah.

Pesawat pengebom B-2 mampu mengangkut bom bunker terbesar milik AS, yaitu GBU-57 Massive Ordnance Penetrator yang memiliki berat 30 ribu pon atau sekitar 13,6 ton. Bom ini dirancang untuk menghancurkan target-target yang berada di bawah tanah, seperti fasilitas nuklir Fordow.

Iran menegaskan bahwa program nuklir mereka ditujukan untuk keperluan damai, bukan untuk pembuatan senjata.(cnni)

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

ArtikelPopuler

  • Foto Gedung Kejati Sumut.(Istimewa)

    Kajati dan Wakajati dan Sejumlah Kajari di Sumut Diganti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OJK Sudah Periksa dan Jatuhkan Sanksi Kepada PT AKII

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sofyan Tan: Jangan Paksakan Sekolah 5 Hari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dorong Konsumsi Domestik Korsel Bakal Bagi-bagi Bantuan Tunai ke Seluruh Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Kedua, Pencarian Korban Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya Dilanjutkan Tim SAR Gabungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Portal Media Online Berita Hari Ini

SeputarSumut.com berita terkini Sumatra Utara info Medan, ekonomi, ragam, olahraga, politik, daerah, nasional, internasional, hiburan.

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Pernyataan Penyangkalan
  • Syarat dan Ketentuan Layanan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan

@ 2020 SeputarSumut.com

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.