Jakarta – Persaingan Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) dalam hal ilmiah terus terjadi. Kabar terbaru, Tiongkok bakal dapat lebih unggul dari AS, namun AS masih dapat melawan tren tersebut. Sebab AS terus beradaptasi pada lingkungan penelitian dan tak berhenti melakukan hal-hal baru. Hal ini dikatakan seorang pejabat senior bidang sains AS.
Sementara Presiden National Academy of Sciences (NAS) Marcia McNutt, dalam pidato perdana State of the Science bulan lalu di Washington, mengungkapkan AS masih menjadi investor terbesar di dunia dalam sektor penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), meski demikian tidak akan lama lagi Tiongkok akan mengambil alih.
Dikutip dari South China Morning Post, dua negara ini habis-habisan mengerahkan kemampuannya untuk R&D. Di mana AS sendiri menghabiskan USD806 miliar. Sementara Tiongkok telah menghabiskan USD 668 miliar pada 2021, tetapi tingkat investasi Tiongkok dua kali lipat dari AS.
McNutt yang merupakan ahli geofisika dan presiden perempuan pertama NAS sejak didirikan pada 1863, pun menyebut bahwa sejak Perang Dunia II berakhir, AS terus menjadi terdepan sekaligus mendominasi dunia dalam sains dan teknologi di dunia, bahkan hampir 60% dari semua Hadiah Nobel yang pernah diberikan.
Sedangkan Tiongkok, kata McNutt, terus mengejar ketertinggalan begitu cepat baik dalam kuantitas maupun kualitas makalah yang diterbitkan, sambil menggandakan jumlah paten yang diajukan oleh AS pada 2021.
“Semua ini menunjukkan kepada saya bahwa ada tren yang sangat mengkhawatirkan. Berbagai metode pemeringkatan, termasuk yang digunakan oleh lembaga analitis di AS, Inggris, dan Jepang, semuanya menunjukkan bahwa Tiongkok telah melampaui AS dalam jumlah makalah yang paling banyak dikutip, ini adalah ukuran utama dampak penelitian,” tutupnya.(CNN)