Jakarta – Korban ledakan dahsyat di Pelabuhan Iran terus bertambah. Kini total 40 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut.
Dilansir AFP, lebih dari seribu orang mengalami luka-luka. Hal itu disamapaikan pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.
“Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata Ashouri kepada televisi pemerintah.
Presiden Pezeshkian Tinjau Lokasi Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran
Sebelumnya, media lokal Iran melaporkan bahwa korban tewas akibat ledakan dashyat itu mencapai 25 orang. Sedangkan ratusan orang lainnya terluka.
Adapun ledakan itu terjadi pada hari Sabtu (26/4) di Pelabuhan Shahid Rajaee di Iran selatan, dekat Selat Hormuz, yang dilalui seperlima dari produksi minyak dunia.
Dalam sebuah siaran televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya. Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.
Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.
1.100 Orang Terluka
Lebih dari 1.100 orang mencari bantuan medis setelah ledakan di kota Bandar Abbas, Provinsi Hormozgan, demikian disampaikan perwakilan resmi pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, pada Minggu.
“Ada 1.139 permintaan bantuan medis,” kata Mohajerani di media sosial X.
Pada Sabtu, sebuah ledakan besar terjadi di pelabuhan Kota Bandar Abbas, Iran selatan. Setelah ledakan tersebut, kantor berita IRNA melaporkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh bahan kimia yang disimpan dengan tidak benar.
Menurut data terakhir, jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut mencapai 14 orang.
Adapun sebelumnya, Sputnik, mengutip The New York Times pada Minggu, menyampaikan bahwa ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee, kemungkinan disebabkan oleh bahan bakar rudal padat.
Seseorang yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa yang meledak adalah natrium perklorat, salah satu bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.(detik/antara)