Jakarta – Thailand menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan kasus COVID-19. Jumlah kematian yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV2 di negara ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan penyakit lainnya.
Menurut laporan dari The Nation, seorang pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn, Assoc Prof Dr Thira Woratanarat, menyatakan dalam sebuah kiriman di Facebook bahwa dalam sebulan terakhir, sekitar 170 ribu pasien dirawat di rumah sakit karena COVID-19.
Dalam konteks ini, Dr Thira menyebutkan bahwa terdapat sekitar 37 orang yang meninggal dunia karena infeksi COVID-19. Sebagai perbandingan, hanya satu kematian yang dilaporkan akibat influenza dalam periode yang sama.
Antara tanggal 18 hingga 24 Mei, COVID-19 terus menjadi penyebab utama penyakit dan kematian di kalangan penduduk Thailand. Kasus COVID-19 tercatat lima kali lebih banyak dibandingkan dengan kasus diare, sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan kasus influenza, dan 30 kali lebih banyak dibandingkan dengan kasus keracunan makanan.
COVID-19 Tidak Boleh Dianggap Remeh
Dr Thira menekankan, meskipun COVID-19 saat ini telah berstatus endemik, virus ini tetap tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini karena infeksi virus ini tidak sama dengan flu biasa, dan biasanya bisa menimbulkan gejala yang lebih berat daripada influenza.
Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau virus SARS-CoV2 varian LP.8.1 dan NB.1.8.1.
Varian LP.8.1 kini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB.1.8.1 terus meningkat, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.
WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena lebih cepat menyebar atau menular dibandingkan LP.8.1, serta mampu menghindari kekebalan tubuh 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar terhadap perlindungan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.
Total atau kumulatif kasus sepanjang 2025 di Thailand menjadi 240.606 kasus. Sementara jumlah kematian mencapai 53 orang.
Kasus COVID-19 di Thailand yang melonjak tinggi, hingga 18.000 pasien per hari membuat pihak sekolah membuat aturan khusus terkait kegiatan belajar mengajar.
Salah satunya adalah sekolah Bangkaew di bawah Pemerintah Kota Bangkaew, Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan yang menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar mulai tanggal 4 hingga 6 Juni 2025.
Selama masa penutupan ini, siswa diimbau untuk menyelesaikan tugas dari rumah. Kegiatan belajar mengajar akan kembali normal pada 9 Juni 2025. Pihak sekolah juga meminta para staf, guru, dan siswa untuk menjaga kesehatan dan menghindari kerumunan.
Klaster-Klaster Penyebaran COVID-19 di Thailand
Ada sekitar 14 klaster penyebaran COVID-19 di Thailand, di antaranya:
- Enam klaster di penjara dengan 198 kasus
- Lima klaster di sekolah dengan 258 kasus
- Dua klaster di pangkalan militer dengan 178 kasus.
- Satu klaster di rumah sakit dengan 35 kasus
Pemerintah mendesak para orang tua untuk tidak membawa bayi di bawah usia satu tahun ke tempat umum atau ramai. Hal ini karena sistem kekebalan bayi yang masih berkembang, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan risiko gejala berat.(sg/detik)