Jakarta, SeputarSumut- Penyakit asam urat atau gout merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat Indonesia dan global. Penyakit yang menyerang persendian, terutama di area jempol kaki ini, seringkali datang secara tiba-tiba dengan rasa nyeri yang sangat menyakitkan.
Penyakit ini terjadi ketika tubuh memiliki kelebihan kadar asam urat dalam darah, yang akhirnya membentuk kristal dan menyebabkan radang sendi. Salah satu pemicu utamanya adalah pola makan, termasuk konsumsi jenis buah-buahan tertentu.
Fruktosa dalam Buah dan Sayur sebagai Pemicu
Merangkum dari Everyday Health, kandungan fruktosa yang memberikan rasa manis alami pada buah dan sayuran disebutkan dapat menjadi pemicu asam urat. Para peneliti melaporkan bahwa makanan tinggi fruktosa dapat memperburuk kondisi dan menciptakan nyeri kronis pada penderita gout.
Mekanismenya, fruktosa yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah dan menghasilkan purin. Proses metabolisme purin inilah yang pada akhirnya menghasilkan asam urat. Ketika asupan fruktosa terlalu tinggi, produksi asam urat pun meningkat.
Daftar Buah-Buahan yang Perlu Diwaspadai
Beberapa jenis buah-buahan yang diduga kuat dapat memicu terjadinya serangan asam urat, di antaranya:
- Apel
- Persik
- Pir
- Plum
- Anggur
- Plum kering (prune)
- Kurma
Batasi Konsumsi dan Hindari Minuman Manis
Kendati demikian, seseorang tidak perlu sepenuhnya menghindari buah-buahan tersebut. Kunci utamanya adalah konsumsi dalam jumlah yang sedang dan tidak berlebihan.
Ahli gizi merekomendasikan untuk membatasi asupan buah-buah tinggi fruktosa tersebut sekitar 300 gram per hari. Namun, langkah yang lebih penting adalah menghindari konsumsi soda, minuman ringan, dan jus kemasan yang dimaniskan dengan sirup jagung fruktosa tinggi (high-fructose corn syrup).
Sebagai gantinya, disarankan untuk memperbanyak konsumsi air putih atau jus buah asli tanpa tambahan gula untuk menjaga kadar asam urat tetap stabil.
Penting untuk diingat bahwa asam urat seringkali tidak menunjukkan gejala awal dan muncul secara tiba-tiba. Oleh karena itu, menerapkan pola makan seimbang dan membatasi asupan pemicu merupakan langkah terbaik untuk mencegah serangan yang menyakitkan.(*/wokz)
